“Yang, bangun”
Dinda mengguncang-guncang tubuh Lio yang masih berselimut tebal. “Yaaang, udah
jam 5 nih” Diguncangnya sekali lagi, tapi belum bangun juga. Dinda mendekatkan
wajahnya ke wajah Lio dan mencium pipinya, “Bangun dooong” Saat akan mencium
pipinya sekali lagi, tiba-tiba Lio menoleh ke kiri menyambut ciuman Dinda
dengan bibirnya. Dinda berteriak, tapi tentu Lio tidak menghentikan aksinya.
Malah semakin bersemangat.
Dinda juga ditarik
ke pelukan suaminya, mereka bergelung sebentar di ranjang sebelum Lio
menghentikan serangan fajarnya. “Pagi Sayang” Sapa Lio dengan tersenyum lebar
“Nakal ihhh!!
Dibangunin dari tadi nggak bangun-bangun, solat subuh gih”
“Dingin, peluk lima
menit lagi” Bukannya menuruti perkataan Dinda Lio malah mengubur wajahnya di
rambut Dinda.
“Tapi..” Dinda
berusaha melepaskan kurungan Lio
“Nggak ada
tapi-tapian”
“Tapi---“