Bahagia
adalah sebuah kata yang sederhana jika disandingkan denganmu
“Kamu bahagia bersamaku?”
tanyanya dengan wajah sedih
“Tentu saja, kenapa masih
bertanya?” Walaupun aku merasa heran, aku tetap meneruskan kegiatan memasakku
di apartemennya.
“Bukankah aku menjadi beban
bagimu?” Aku menghela napas, dia mengulanginya lagi. Aku menghentikan
kegiatanku memasakkan sarapan untuknya. Lebih tepatnya aku memasakkan sarapan
untuknya setiap hari, karena kami tinggal dalam satu gedung apartemen, tapi di
lantai yang berbeda. Aku berlutut di hadapannya yang duduk lemah di kursi roda,
menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Kami akan selalu mengulangi
adegan ini, hal seperti ini sudah terjadi, setidaknya setiap dua minggu sekali
dalam tiga bulan ini.